TELAH DIBUKA UJIAN KEJAR PAKET A, B DAN C SELURUH INDONESIA, RESMI. INFORMASINYA DI SINI
Diberdayakan oleh Blogger.

Kumpulan Video Pembelajaran

Hubungan Gizi dan siswa di sekolah

Anak yang berprestasi merupakan cerminan keberhasilan orang tua dalam mendukung dan memotivasi anak belajar.

Pemenuhan gizi yang baik itu dapat menumbuhkan gairah belajar yang baik pula pada siswa. Oleh sebab itu, kantin sekolah selayaknya diisi jajanan atau makanan yang sehat

Pemenuhan gizi yang baik itu sangat penting bagi seorang pelajar. Gizi yang cukup berhubungan langsung dengan bentuk dan ketahanan tubuh sehingga dapat ikut memacu semangat belajar yang lebih baik

Makanan bergizi diyakini dapat meningkatkan kinerja intelektual otak. Sebaliknya, makanan yang tidak sehat karena rendah gizi atau mengandung zat adiktif, dapat menurunkan kinerja otak, bahkan merusaknya. Penelitian, buku, dan seminar telah banyak digelar tentang pentingnya nutrisi makanan untuk menjaga kinerja otak agar tetap baik.

Jajanan sehat dapat mendorong terciptanya generasi muda yang handal dan berkualitas. Jajanan sehat mengajarkan disiplin kepada anak, dan otak menjadi encer sehingga daya serap anak saat belajar juga tinggi

Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam PGS sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dilahap setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.

Refleksi Tentang Manajemen Berbasis Sekolah

Refleksi Tentang Manajemen Berbasis Sekolah dengan Pembaharuan Kurikulum
Banyak persi Fenomena Pengembangan pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, lembaga pendidikan tersebut sudah menerima beberapa surat yang mengucapkan terima kasih dari konsultan-konsultan pendidikan yang sedang bekerja di negara lain yang sedang berkembang. lembaga pendidikan tersebut ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi praktis dari mereka yang berpengalaman di lapangan - supaya dapat digunakan oleh semua negara yang sedang berkembang (developing country). Di bidang pendidikan, negara mana yang tidak dapat disebut developing country?

Sebelum desentralisasi, beberapa sekolah dan lembaga pendidikan di Indonesia sudah melaksanakan proses Manajemen Berbasis sekolah dan lembaga pendidikan (MBS) secara mandiri dan mereka mampu mengatasi banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan sekolah dan lembaga pendidikan secara internal. sekolah dan lembaga pendidikan-sekolah dan lembaga pendidikan ini, disebut sebagai pelopor, dan perkembangannya sebenarnya cukup hebat. Kepala sekolah dan lembaga pendidikan juga termasuk berani kalau kita melihat keadaan lingkungan dan paradigma sistem manajemen pendidikan saat itu.

Sekarang, di beberapa propinsi di Indonesia lembaga pendidikan tersebut mulai dapat melihat kemampuan sebenarnya dari MBS karena dukungan yang diberikan dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan. Transformasi yang dilaksanakan luar biasa. Proses MBS tidak dapat disebut baru di Indonesia, tetapi pelaksanaan sekarang dibuktikan dapat mengubah kebudayaan dan sistem supaya pengembangannya menjadi efektif dan "sustainable".

Apa yang membuat implementasi sekarang menjadi efektif?
Dasarnya adalah - Manajemen implementasi yang baik. Seperti semua inisiatif yang lain, manajemen yang baik adalah kunci untuk implementasi yang afektif. Bila perubahan sistemik dilaksanakan tanpa perubahan kebudayaan organisasi, implementasinya sering gagal dan kembali ke keadaan sebelumnya, seperti kita sudah melihat dulu setelah kepala sekolah dan lembaga pendidikan yang mendorong prosesnya dipindahkan ke sekolah dan lembaga pendidikan yang lain.

Untuk implementasi yang baik semua stakeholder harus sangat mengerti peran mereka masing-masing. Sesuai dengan etos MBS peran mereka tidak dapat dipastikan dari awal secara hitam di atas putih, mereka perlu, secara proses terbuka, mendiskusikan dan menukar pikiran supaya peran mereka yang paling mendukung guru di lapangan dan proses belajar-mengajar secara maksimal dapat ditentukan. Di dalam program baru, tidak ada peserta (stakeholder) yang dianggap superior, semua stakeholder walau mereka adalah Dewan Pendidikan, guru baru, atau orang tua yang petani, membawa input (pengalaman) dan kebutuhan mereka ke meja diskusi untuk mencari jalan terbaik untuk membantu stakeholder yang lain maupun keperluan mereka sendiri. Sekarang, yang juga sangat mendukung prosesnya adalah kita sekalian mengimplementasikan PAKEM (Contextual Learning).

LATAR BELAKANG DAN KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

   LATAR BELAKANG DAN KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
 
        A.   LATARBELAKANG  MASALAH
Sekolah/Madrasah merupakan lembaga khusus (formal) yang menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah/madrasah semestinya diurus dengan sebaik-baiknya. Pengurusan yang baik terhadap sekolah/madrasah dapat dilihat indikasinya dari manajeman pendidikan/pembelajaran  dan manajemen lembaga yang dikelola dengan baik dan profesional oleh Kepala Sekolah/Madrasah berikut tenaga kependidikan lainnya.

Manajemen Berbasis sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah adalah memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan memperbaiki kualitas secara terus menerus .Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakekatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
sedangkan secara bahasa , manajemen berbasis sekolah berasal dari 3 kata , yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya  secara efektif untuk mencapai sasaran.Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas.Sedangkan sekolah berarti lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran.berdasarkan makna leksikal tersebut, maka manajemen berbasis sekolah dapat di artikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran.

Komunitas Blog Guru Sosial Media