TELAH DIBUKA UJIAN KEJAR PAKET A, B DAN C SELURUH INDONESIA, RESMI. INFORMASINYA DI SINI
Diberdayakan oleh Blogger.

Kumpulan Video Pembelajaran

Home » , » Komponen - komponen Belajar Mengajar

Komponen - komponen Belajar Mengajar


Komponen - komponen Belajar Mengajar  

Setiap proses belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan , bahan pelajaran , kegiatan pelajaran , kegiatan belajar mengajar , metode alat dan sumber serta evaluasi .

Yang mana Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan 

Bagi setiap guru, dituntut untuk memahami masing-masing metode secara baik Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar mengajar. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik

1. Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah amana kagiatan itu akan di bawah. Akhirnya, guru tidak bisa mengabaikan masalah perumusan tujuan bila ingin memprogramkan pengajaran.

Tujuan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum ke khusus atau sempit. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Hal ini disebabkan tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya. Artinya, dalam merumuskan tujuan, guru guru harus benar-benar memperhatikan kesinambungan setiap jenjang tujuan pendidikan dan pengajarannya. Oleh karena itu, guru dalam melakukan pengajaran, sekalipun hanya berupa sub materi bahan ajar, tidak boleh terlepas dari konteks tujuan sebelumnya.


2. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari dispilin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang dalam penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.

Dengan demikian, bahan ajar merupakan komponen yang tidak dapat diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan ajar merupakan inti dalam proses belajar mengajar.


3. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkam akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.

Untuk memproses hasil optimal, sebaiknya guru memperhatikan perbedaan individual peserta didik, baik aspek biologis, intelektual, maupun psikologis. Ketiga aspek ini diharapkan memberi informasi pada guru, bahwa setiap peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, sekalipun dalam tempo yang berbeda antara satu dengan yang lain. Pemahaman tentang perbedaan potensi individual menghendaki pendekatan pembelajaran yang sepenuhnya bisa melayani perbedaan keunikan peserta didik masing-masing.


4. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, mereka diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Djamarah, 1991: 72).

Djamarah dan Surakhmad (1991), mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yaitu:

1.Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya

2.Peserta didik dengan berbagai tingkat kematangannya

3.Perbedaan individual peserta didik

4.Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya

5.Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda


5. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan (Dr. Ahmad D. Marimba, 1989: 51).

Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat pembelajaran atau media pembelajaran audio-visual mempunyai sifat sebagai berikut:

1.Kemampuan untuk meningkatkan persepsi

2.Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

3.Kemampuan untuk meningkatkan transfer pengetahuan

4.Kemampuan untuk memberikan penguatan atau pengetahuan yang dicapai

5.Kemampuan untuk meningkatkan ingatan.


6. Sumber Pelajaran

Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Drs. Udin Saripuddin Winataputra, M.A. dan Drs. Rustana Ardiwinata, 1991: 165). Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-halbaru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).

Menurut Rosetyah (1989), sumber-sumber belajar meliputi:

1.Manusia (masyarakat, sekolah dan keluarga)

2.Buku (perpustakaan)

3.Media masa (majalah, surat kabar, radio,tv dan lainnya)

4.Lingkungan alam dan sosial

5.Alat Pembelajaran

6.Museum


Menurut Sudirman (1991), sumber belajar meliputi:

1.Manusia

2.Bahan/Material

3.Lingkungan

4.Alat dan perlengkapan

5.Aktivitas (pengalaman)


7. Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown. Dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or prosess to determining the value of something. Jadi, menurut Wind dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, (1983: 1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Berbeda dengan pendapat tersebut, Ny. Drs. Roestiyah N.K. (1989: 85) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

Pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun berkenaan dengan hasil suatu pendidikan dan desain belajar mengajar dimasa yang akan datang.


Definisi evaluasi proses menurut Winkel (1989), adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana kerjasama setiap komponen pengajaran yang telah dilakukan dan apakah dalam proses itu ditemukan kendala sehingga tujuan kurang tercapai secara optimal. Evaluasi hasil adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa, dan bagaimana penguasaan siswa terhadap bahan ajar /materi pelajaran yang telah guru berikan ketika proses belajar mengajar berlangsung.


0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Guru Sosial Media