Kepala Sekolah Gilak Duit
Ada sikap guru yang terkadang tidak baik, contohnya sikap Kelapa Sekolah yang tidak boleh ditiru, sebab mencoret citra buruk dari dunia pendidikan, hal ini terjadi di Bandung. Informasi dikutip dari majalah TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG beritanya adalah : Puluhan orang tua murid SDN 96 dan beberapa perwakilan guru melakukan aksi unjuk rasa di sekolah anak didik mereka di Jalan HOS Tjokroaminoto, Sabtu (22/9).
Mereka memprotes sikap Kepala SDN 96, Drs H Abdul Mu'ti, yang dinilai arogan. Bahkan mereka menuntut agar kepala sekolah tersebut turun dari jabatannya. Aksi damai itu awalnya berlangsung di halaman sekolah. Namun karena kepala sekolah yang ditunggu belum hadir, mereka masuk ke ruangan kelas. Tidak lama, aksi dilanjutkan.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan segala kekesalan kepada kepsek tersebut, seperti spanduk yang bertuliskan "Jangan Hancurkan Masa Depan Anak-anak Kami". Mereka memprotes sikap arogan kepala sekolah, di antaranya kerap bicara kasar serta tertutup dalam masalah keuangan.
Menurut salah seorang guru, Saeful Kurniawan, Kepala SDN 96 saat ini baru menjabat lima bulan. Namun, kata dia, Abdul Mu'ti sudah mengeluarkan kebijakan yang dibuat tanpa musyawarah atau melibatkan para guru. Selain itu, ada sikap serta tindakan lain dari kepsek tersebut yang dianggap sudah tidak menghargai guru-guru di sekolah.
Bahkan, kata Saeful, kepala sekolah juga jarang datang ke sekolah sehingga guru atau orang tua murid sulit menemuinya. "Apa yang kami lakukan saat ini sebagai bentuk pernyataan sikap kami atas apa yang telah dilakukan kepala sekolah. Kami juga ingin dia dipindahkan saja karena ternyata karakter dia juga sama saat menjadi guru di SD Jatayu, tidak ada yang suka," katanya di sela-sela aksi protes.
Ia mencontohkan salah satu tindakan kepala sekolah dalam hal keuangan yang dipertanyakan para guru. Saat itu ada beasiswa dari Kantor Pos untuk 24 murid dan sudah dilakukan dalam dua periode sebanyak Rp 360 ribu per murid. Namun para murid hanya mendapat Rp 300 ribu karena dipotong Rp 30 ribu untuk kegiatan seni dan Rp 30 ribu yang tidak jelas peruntukannya.
Belum lagi tidak adanya transparansi yang dilakukan terkait beberapa hal dalam laporan keuangan, seperti tidak melaporkan dana CSR Bank BJB, beasiswa Jumatik, dan dana BOS.
Tindakan lainnya, menurut Ketua Dewan Guru SDN Pasirkalilki 96, Rahmat, adalah tindakan KKN. Hal ini terungkap dengan adanya pengangkatan staf baru di sekolah tersebut yang belakangan diketahui ternyata keponakan kepala sekolah tersebut.
"Intinya memang sikap dan tindakannya. Segala persoalan menyangkut sekolah tidak diputuskan secara musyawarah atau tidak melibatkan para guru. Sedang soal keuangan juga tidak transparan," katanya.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala SDN Pasirkaliki 96, Abdul Mu'ti, mengaku tidak mengetahui adanya aksi para guru dan sejumlah orang tua murid SDN 96. Ia justru menyangka banyaknya orang di sekolah karena terkait kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan puskesmas. "Saya tidak tahu masalah demo," katanya.
Namun disinggung tentang protes para guru dan orang tua murid, ia menyayangkan hal tersebut. Seharusnya, kata dia, bila ada permasalahan lebih baik dimusyawarahkan terlebih dahulu. "Bicarakan dulu baik-baik, tidak seperti ini," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji, begitu mendapat informasi adanya aksi protes, langsung mendatangi sekolah tersebut. Namun sayang, begitu tiba di lokasi sudah tidak ada aksi dan pintu digembok serta tidak ada kegiatan belajar mengajar. Meski begitu, Oji menemui kepala sekolah dan melakukan pertemuan tertutup di ruangan kepala sekolah selama kurang lebih 45 menit.
Menurut Oji, kedatangannya sekaligus untuk klarifikasi. Pihaknya juga mempertanyakan landasan tuntutan para guru dan orang tua murid. "Ditanya apakah mengajar enam jam, dia tidak mengajar, apakah dia arogan, katanya tidak," kata Oji.
Mengenai persoalan keuangan, pihaknya akan memeriksa lebih dalam pada Senin (24/9). Jika memang terbukti ada tindakan yang menyimpang, status kepseknya akan dicopot. "Nantinya kalau terbukti, harus diberhentikan atau dicabut SK kepseknya atau minimal dipindahkan," katanya.
Secara terpisah, Wali Kota Bandung Dada Rosada meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk memanggil kepsek tersebut. "Panggil saja dulu, masa ratusan guru ingin jadi kepsek, ini yang sudah menjadi kepsek malah seperti itu. Kalau memang kinerjanya jelek, ya ganti saja. Kita gampang kok mengganti dan memindahkan itu," kata Dada setelah mengikuti acara Cikapundung bersih, kemarin.
Semoga kita dapat sama - sama mengawasi dari kinerja pemimpin kita, baik di sekolah, di tempat tinggal. Tujuan akhirnya adalah agar kita para Guru dan Praktisi pendidikan sadar untuk tidak melakukan perbuatan yang seperti di atas, dan menjadikan kita seseorang yang berguna bagi ummat.
0 komentar:
Posting Komentar